Monday, July 8, 2013

PM Turki Kecam Kudeta Tentera Di Mesir

Perdana Menteri Turki mengecam keras campurtangan tentera di Mesir yang menggulingkan Presiden dari kelompok Islamis Mohamed Mursi dan menganggapnya sebagai musuh demokrasi, dan mengecam Barat kerana tidak menyebut penggulingan itu sebagai kudeta.

Merujuk pada sejarah kudeta negaranya, Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahawa tindakan tentera semacam itu membawa akibat yang berat.

"Kudeta itu jahat. Kudeta mengorbankan rakyat, masa depan, dan demokrasi. Saya ingin ini diungkapkan oleh semua orang dengan keberanian. Saya terkejut dengan sikap Barat. Parlimen Eropah mengabaikan nilai-nilainya sendiri dengan tidak menyebut campurtangan tentera di Mesir sebagai kudeta. Ini adalah ujian ketulusan dan Barat telah gagal,” ujarnya.

Baik pemerintahan Kesatuan Eropah di Brussels dan Washington sejauh ini menahan diri dan tidak menyebut penggulingan Mursi sebagai kudeta.

Tapi sekutu-sekutu wilayah penting Ankara tampaknya juga mengambil pendekatan yang hati-hati. Arab Saudi dan Qatar mengucapkan selamat kepada Presiden Mesir sementara yang baru diangkat Adly Mansour.

Para pengamat menyatakan ada implikasi diplomatik yang signifikan bagi Turki dengan tergulingnya Presiden Mesir. Menurut kolumnis diplomatik Kadri Gursel dari harian Turki Milliyet, Erdogan melihat akar Islamis Mursi yang kuat sebagai pelaburan yang baik secara politik, memberi kedua negara pengaruh diplomatik yang lebih luas di seluruh kawasan.

"Tergulingnya Mursi akan memberi impak psikologis yang berat pada pemerintah Turki. Apa yang disebut kebijaksanaan besar dalam membangunkan order wilayah baru dengan rejim-rejim Islam pasca pergolakan Arab, terutama Mesir, Tunisia, Libya, dan dalam hal ini masa depan Syria, juga dilihat sebagai faktor penentu. Jadi order baru regional, kecuali pelaku asing di kawasan, semua ini, sudah hilang,” ujarnya.

Rencana Perdana Menteri Erdogan melakukan perjalanan kontroversial ke Jalur Gaza yang dikuasai Islamis juga mungkin terancam. Kunjungan ini telah berulang kali tertunda kerana kekhawatiran Washington, Tel Aviv dan Palestin.

Gursel mengatakan dengan tersingkirnya Presiden Mursi sama saja menghancurkan harapan bagi kunjungan Erdogan ke Gaza. "Erdogan tidak akan pergi ke Gaza dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Karena dengan keadaan ini ia tidak boleh pergi ke Gaza melalui Gerbang Rafa. Tidak akan ada sambutan baginya di Mesir. Dia tidak dapat pergi ke Mesir yang dikuasai tentera. Itu mustahil,” ujarnya.

No comments:
Write comments

Note: Only a member of this blog may post a comment.