Di sebuah kampung, seorang pemuda kelihatan dikejar puluhan orang yang ingin menangkapnya. “Pencuri! Dasar pencuri! Gantung,” teriak masyarakat desa ke arah si pemuda. Sepanjang jalan, celaan, hardikan, bahkan pukulan tertuju ke diri si pemuda yang dituduh mencuri. Si pemuda cuma diam pasrah.
Di sebuah balai pertemuan desa, si pemuda itu diadili. Seorang hakim bertanya,“Mana barang buktinya?” Seorang pegawai desa menunjukkan sebuah bungkusan.” Ini, Pak!” Tampak dari luar balai desa, beratus-ratus pengunjung terus saja berteriak, ”Gantung! Habiskan!"
Entah kenapa, suara teriakan-teriakan itu tiba-tiba diam ketika hakim membuka bungkusan.“Hmm, apa ini?” Tanya hakim ke si pemuda. Agak lambat, pemuda itu menjawab, ”Gelas emas, Pak!” Sebuah benda berwarna emas menyerupai gelas besar antik. Gelas emas itu jelas bukan barang sembarangan. Persis seperti barangan kerajaan ratusan tahun lalu. Nampaknya, pengunjung yang sebahagian besar petani miskin begitu takjub dengan barang bukti itu.
“Dari mana kamu dapatkan benda ini?” Tanya hakim kemudian. ”Rahsia!” Jawab si pemuda spontan.“Kenapa?” Tanya hakim lagi.” Kerana di sana masih banyak yang lebih bagus,” jawab si pemuda mantap.“Kalau begitu, kamu akan dihukum gantung!” Gertak si hakim mulai galak. ” Sila! ” Ucap si pemuda lagi – lagi tenang.
Tapi, si hakim mulai bimbang. “Baiklah. Apa syaratnya agar kami boleh tahu lokasi emas – emas itu?” Tanya si hakim diplomatik. Si pemuda mula berfikir. Tak lama, ia berkata,“Bebaskan saya.” Semua pengunjung spontan berteriak,” Huuuuuuu!“
Malamnya, si pemuda termenung dalam penjara ketika sang hakim tib -tiba di hadapannya. Ia agak kaget. ”Pak Hakim ? ” Suaranya spontan.“Esok, aku akan membebaskan kamu dari semua tuntutan. Asal kamu ceritakan di mana emas – emas itu berada, ” ucap si hakim agak berbisik.
”Hm,” suara lain tiba-tiba menelusup. Ketua keselamatan tiba- tiba sudah berada di belakang hakim. “Tidak semudah itu. Aku saksi yang boleh memberatkan! ” Ucap ketua keselamatan agak mengancam. Si hakim mula berfikir.“Baiklah. Bagaimana kalau kita kerjasama? ” Suara hakim ke arah ketua keselamatan.” Setuju!“
Tiba -tiba, seseorang masuk ke lokasi penjara. Seorang pembantu kepala desa menyampaikan surat. Isinya, kepala desa ingin bertemu dengan si pemuda malam ini juga. Empat mata. Hakim dan ketua keselamatan terdiam. Wajah mereka agak pucat.
Di rumah kepala desa, si pemuda dijamu dengan begitu istimewa. Ia tampak bahagia.” Jangan kuatir. Kamu akan saya jamin bebas! ”Ucap sang kepala desa penuh wibawa. ” Jadi, di mana barang itu …..“
Belum lagi tuntas ucapan kepala desa, ratusan orang berdemo persis di depan rumah. Ada yang membawa parang, besi, potongan kayu, dan batu. Mereka berteriak berulang-ulang, “Bebaskan dia. Bebaskan pemuda itu. Dia tidak bersalah!“
Ternyata, tidak mudah menangkap pencuri di negeri pencuri….. Cerita Asal:Islampos
Monday, October 14, 2013
Susahnya Menangkap Pencuri Di Negeri Pencuri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Write commentsNote: Only a member of this blog may post a comment.