Kecewa dan bingung dapat dilihat pada wajah seorang pemberita yang mewawancarai Dr. Magda Adly, ketua Pusat Rehabilitasi Korban Kekerasan dan Penyiksaan “Nadim”.
Menanggapi meninggalnya seorang anak kecil kerana serangan penguasa dalam sebuah demonstrasi, pemberita tersebut menyampaikan pesanan bahawa demonstrasi-demonstrasi menentang kudeta harus segera dilarang karena menyebabkan jatuhnya banyak korban termasuk anak kecil.
Namun Magda yang menjadi tamu dalam acara di stesyen television ONTV tersebut telag menolak usaha larangan tersebut. Menurutnya, demonstrasi bukanlah sebab terjadinya aksi kekerasan. Demonstrasi adalah sebuah reaksi yang wajar terhadap aksi-aksi pembantaian yang dilakukan penguasa kudeta saat ini, terutama di Rabiah.
Magda mengatakan, “Tuduhan bahwa pihak Ikhwan yang membunuh anak kecil itu, bukanlah sebabnya. Sebabnya adalah aksi kekerasan yang dilakukan pihak keselamatan yang membubarkan demonstran dengan paksa dan kekerasan di Rabiah dan tempat lainnya.
Ketika keamanan bersikap keras, dan terjadi banyak korban ini dapat menyebakan kekerasan serupa. Ramai sahabatku, bahkan keluargaku yang menjadi korban. Ramai di antara mereka bukanlah merupakan anggota Ikhwanul Muslimin atau parti Islam lainnya, tapi mereka ikut dalam demonstrasi-demonstrasi menentang kekejaman penguasa.”
Menurut Magda, kebanyakan demonstrasi dilakukan oleh bukan orang Ikhwan. Demonstrasi-demonstrasi itu sementara ini masih bersifat aman. Pihak yang menuduhnya tidak aman tidak mempunyai bukti apa-apa.
Terakhir Magda mengatakan, “Kalau demonstrasi Ikhwan saat ini dilarang, maka seluruh demonstrasi dari pihak manapun harus dilarang. Lalu, di manakah demokrasi?” -sumber asal:dakwatuna
Monday, November 25, 2013
Walaupun Liberal, Wanita Ini Tetap Menentang Tindakan Zalim Kudeta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Write commentsNote: Only a member of this blog may post a comment.